Pada
hari Jum’at, 25 Juli 2014 saya memutuskan untuk mudik jelang lebaran yang
tinggal beberapa hari. Sebelumnya waktu itu saya kembali ke kampus pada Kamis,
24 Juli 2014 untuk mengurus surat pengantar dari Perguruan Tinggi. Lalu,
esoknya langsung berencana kembali lagi ke kampung halaman. Saya berangkat dari
kampus pukul 16.00 WIB dengan mengendarai sepeda motor partner saya “SUPRA X”
melewati jalan tol Suramadu. H-3 jelang lebaran kondisi suramadu masih belum
ramai pengendara yang lagi mudik, sehingga saya lebih leluansa untuk mudik.
Ketika sampai di Wonokromo, Surabaya saya mengambil jalan alternatif untuk
sampai ke Mojokerto walaupun hari itu baru pertama kalinya, dalam hati saya
berfikir,”pasti jalan alternatif jauh lebih dekat dan cukup untuk menghemat
waktu”, mengingat jalan ke arah A. Yani yang lumayan macet waktu itu. Sepanjang
perjalanan saya santai saja tinggal mengikuti arah jalan dan papan petunjuk,
namun setelah saya pikir-pikir ternyata belum sampai ke Mojokerto. Ternyata
misi BLUSUKAN di beberapa daerah itu memang dapat dibilang lumayan gagal
sampai-sampai hampir nyasar ketika lihat papan petunjuk dengan tulisan “SURABAYA
– GRESIK. Padahal tujuan saya ke arah mojokerto, saya ikuti saja arahnya dan
akhirnya dapat saya bandingkan dengan lajur utama yang dari A. Yani ternyata
dapat dikatakan lebih jauh dari yang diharapkan, buka puasa saja masih di
kawasan sidoarjo. Blusukan dari Surabaya – Sidoarjo – Mojokerto waktu itu
sungguh membuat badan saya sampai “encok berat di pinggang”. Akhirnya saya buka
dengan menu gorengan yang saya beli di warung pinggir jalan dan mencari masjid
yang sekiranya ada takjil yang lebih buat asumsi gizi. Ketika menemui masjid
yang lumayan besar, saya langsung belok dan memarkir motor. Tiba-tiba ada
seorang perepuan yang masih cantik menghampiri saya dan membawakan segelas air
minum dan gorengan. Dalam hati ALHAMDULILLAH walaupun tanpa nasi sebagai menu
utama buat buka puasa. Selepas sholat magrib, saya langsung melanjutkan
perjalanan dan akhirnya saya pun sampai juga di mojokerto, lalu saya berhenti
sejenak di warung langganan saya, dan begitu saya lihat kresek hitam yang
isinya pakaian ternyata hilang dan tinggal gorengan saja. Saya pun langsung
balik arah dan kembali menelusuri jalanan ke arah surabaya sambil melihat
jalanan, ternyata APES bener waktu itu... pakaian saya jatuh tak
teridentifikasi alias hilang di jalan. Saya kembali lagi saja menuju warung
tersebut untuk makan dan istirahat sebelum melanjutkan perjalanan pulang ke
rumah asal. Sebuah peristiwa BLUSUKAN
yang membuat saya apes di jalanan.
Breaking News
Sabtu, 26 Juli 2014
Jumat, 18 Juli 2014
Indahnya Bulan Suci Ramadhan
Pada hari Jum’at, 18 Juli 2014 ada seorang teman
saya yang menghubungi saya untuk mengajak BUBER (Buka Bersama) di Masjid
Shaichona Kholil. Saya setuju saja karena kebetulan saya sendiri juga belum
masak buat menu buka puasa, sore hari pukul 16.45 WIB kami berangkat dari
Kampus menuju masjid Shaichona Kholil. Kami pun sudah berfikir kalau menu buka
puasa disana pasti enak, dan dibayangan kami berdua adalah nasi kotak, es
campur dan takjil. Menjelang Sholat Maghrib sekitar pukul 17.20 WIB, setelah
kami tiba disana ternyata tidak sesuai dengan apa yang kami harapkan. Nasi
kotak yang kami maksud ternyata sudah habis, akhirnya cuma dikasih es campur dan
2 roti. Walaupun sedikit kecewa dengan menu buka puasa, kami tidak tinggal diam
begitu saja mengingat sambil menahan rasa lapar. Sehabis sholat Maghrib, kami
bergegas menuju masjid Agung di Kota Bangkalan barangkali masih ada lebih buat
buka puasa. Dan ternyata do’a kami dikabulkan juga, sesampai di Masjid Agung
kami langsung memarkir sepeda motor, kelihatan di halaman depan masjid tersebut
masih ada lebih nasi kotak dan nasi bungkus. Lalu, ketika sudah sepi di halaman
depan, dengan PD nya kami mengambil nasi tersebut sebagai menu buka puasa, lagi
pula masih lebih daripada tidak ada yang memakannya mending kami makan saja. Tidak
hanya itu saja, kami juga mengambil air minum gelas di dalam Kardus sebanyak 2
gelas, lalu seusai itu langsung kembali menuju kampus dengan muka sedikit malu
sama orang-orang masjid. Ini merupakan pengalaman pertama kalinya saya
menunjukan jiwa PD di Masjid tersebut, paling tidak bisa makan buat buka puasa
apalagi makanan tersebut juga diberikan bagi orang-orang yang hendak ke masjid
untuk buka puasa juga. Sehingga tidak ada salahnya jika kami mengambil nasi
tersebut karena kami juga termasuk orang-orang tersebut.
Sesampai di Kampus, tepatnya di halaman depan Sekretariat UKM KM-UTM kami dilihat terus oleh para mahasiswa-mahasiswi karena sedang membawa nasi kotak tersebut. Apalagi teman saya yang sambil menyembunyikan nasinya di dalam jaket biar tidak kelihatan kalau sedang bawa nasi bungkus. Begitu kami membuka bungkus nasi tersebut, ternyata isinya tidak mengecewakan terlihat untuk lauknya ada telor, mie dan ayam. Apalagi nasinya yang begitu banyak sekali, cukup buat mengisi perut. Begitulah indahnya di bulan ramadhan ini, segala apa yang kita inginkan pasti akan dikabulkan oleh Allah SWT asalkan kita mau berusaha dan berdo’a untuk mendapatkannya.
Sesampai di Kampus, tepatnya di halaman depan Sekretariat UKM KM-UTM kami dilihat terus oleh para mahasiswa-mahasiswi karena sedang membawa nasi kotak tersebut. Apalagi teman saya yang sambil menyembunyikan nasinya di dalam jaket biar tidak kelihatan kalau sedang bawa nasi bungkus. Begitu kami membuka bungkus nasi tersebut, ternyata isinya tidak mengecewakan terlihat untuk lauknya ada telor, mie dan ayam. Apalagi nasinya yang begitu banyak sekali, cukup buat mengisi perut. Begitulah indahnya di bulan ramadhan ini, segala apa yang kita inginkan pasti akan dikabulkan oleh Allah SWT asalkan kita mau berusaha dan berdo’a untuk mendapatkannya.
Langganan:
Postingan (Atom)