Breaking News

Sabtu, 26 Juli 2014

Seperti JOKOWI, Saya pun ikut mudik “BLUSUKAN”

Pada hari Jum’at, 25 Juli 2014 saya memutuskan untuk mudik jelang lebaran yang tinggal beberapa hari. Sebelumnya waktu itu saya kembali ke kampus pada Kamis, 24 Juli 2014 untuk mengurus surat pengantar dari Perguruan Tinggi. Lalu, esoknya langsung berencana kembali lagi ke kampung halaman. Saya berangkat dari kampus pukul 16.00 WIB dengan mengendarai sepeda motor partner saya “SUPRA X” melewati jalan tol Suramadu. H-3 jelang lebaran kondisi suramadu masih belum ramai pengendara yang lagi mudik, sehingga saya lebih leluansa untuk mudik. Ketika sampai di Wonokromo, Surabaya saya mengambil jalan alternatif untuk sampai ke Mojokerto walaupun hari itu baru pertama kalinya, dalam hati saya berfikir,”pasti jalan alternatif jauh lebih dekat dan cukup untuk menghemat waktu”, mengingat jalan ke arah A. Yani yang lumayan macet waktu itu. Sepanjang perjalanan saya santai saja tinggal mengikuti arah jalan dan papan petunjuk, namun setelah saya pikir-pikir ternyata belum sampai ke Mojokerto. Ternyata misi BLUSUKAN di beberapa daerah itu memang dapat dibilang lumayan gagal sampai-sampai hampir nyasar ketika lihat papan petunjuk dengan tulisan “SURABAYA – GRESIK. Padahal tujuan saya ke arah mojokerto, saya ikuti saja arahnya dan akhirnya dapat saya bandingkan dengan lajur utama yang dari A. Yani ternyata dapat dikatakan lebih jauh dari yang diharapkan, buka puasa saja masih di kawasan sidoarjo. Blusukan dari Surabaya – Sidoarjo – Mojokerto waktu itu sungguh membuat badan saya sampai “encok berat di pinggang”. Akhirnya saya buka dengan menu gorengan yang saya beli di warung pinggir jalan dan mencari masjid yang sekiranya ada takjil yang lebih buat asumsi gizi. Ketika menemui masjid yang lumayan besar, saya langsung belok dan memarkir motor. Tiba-tiba ada seorang perepuan yang masih cantik menghampiri saya dan membawakan segelas air minum dan gorengan. Dalam hati ALHAMDULILLAH walaupun tanpa nasi sebagai menu utama buat buka puasa. Selepas sholat magrib, saya langsung melanjutkan perjalanan dan akhirnya saya pun sampai juga di mojokerto, lalu saya berhenti sejenak di warung langganan saya, dan begitu saya lihat kresek hitam yang isinya pakaian ternyata hilang dan tinggal gorengan saja. Saya pun langsung balik arah dan kembali menelusuri jalanan ke arah surabaya sambil melihat jalanan, ternyata APES bener waktu itu... pakaian saya jatuh tak teridentifikasi alias hilang di jalan. Saya kembali lagi saja menuju warung tersebut untuk makan dan istirahat sebelum melanjutkan perjalanan pulang ke rumah  asal. Sebuah peristiwa BLUSUKAN yang membuat saya apes di jalanan.
Read more ...

Jumat, 18 Juli 2014

Indahnya Bulan Suci Ramadhan

         Pada hari Jum’at, 18 Juli 2014 ada seorang teman saya yang menghubungi saya untuk mengajak BUBER (Buka Bersama) di Masjid Shaichona Kholil. Saya setuju saja karena kebetulan saya sendiri juga belum masak buat menu buka puasa, sore hari pukul 16.45 WIB kami berangkat dari Kampus menuju masjid Shaichona Kholil. Kami pun sudah berfikir kalau menu buka puasa disana pasti enak, dan dibayangan kami berdua adalah nasi kotak, es campur dan takjil. Menjelang Sholat Maghrib sekitar pukul 17.20 WIB, setelah kami tiba disana ternyata tidak sesuai dengan apa yang kami harapkan. Nasi kotak yang kami maksud ternyata sudah habis, akhirnya cuma dikasih es campur dan 2 roti. Walaupun sedikit kecewa dengan menu buka puasa, kami tidak tinggal diam begitu saja mengingat sambil menahan rasa lapar. Sehabis sholat Maghrib, kami bergegas menuju masjid Agung di Kota Bangkalan barangkali masih ada lebih buat buka puasa. Dan ternyata do’a kami dikabulkan juga, sesampai di Masjid Agung kami langsung memarkir sepeda motor, kelihatan di halaman depan masjid tersebut masih ada lebih nasi kotak dan nasi bungkus. Lalu, ketika sudah sepi di halaman depan, dengan PD nya kami mengambil nasi tersebut sebagai menu buka puasa, lagi pula masih lebih daripada tidak ada yang memakannya mending kami makan saja. Tidak hanya itu saja, kami juga mengambil air minum gelas di dalam Kardus sebanyak 2 gelas, lalu seusai itu langsung kembali menuju kampus dengan muka sedikit malu sama orang-orang masjid. Ini merupakan pengalaman pertama kalinya saya menunjukan jiwa PD di Masjid tersebut, paling tidak bisa makan buat buka puasa apalagi makanan tersebut juga diberikan bagi orang-orang yang hendak ke masjid untuk buka puasa juga. Sehingga tidak ada salahnya jika kami mengambil nasi tersebut karena kami juga termasuk orang-orang tersebut. 
        Sesampai di Kampus, tepatnya di halaman depan Sekretariat UKM KM-UTM kami dilihat terus oleh para mahasiswa-mahasiswi karena sedang membawa nasi kotak tersebut. Apalagi teman saya yang sambil menyembunyikan nasinya di dalam jaket biar tidak kelihatan kalau sedang bawa nasi bungkus. Begitu kami membuka bungkus nasi tersebut, ternyata isinya tidak mengecewakan terlihat untuk lauknya ada telor, mie dan ayam. Apalagi nasinya yang begitu banyak sekali, cukup buat mengisi perut. Begitulah indahnya di bulan ramadhan ini, segala apa yang kita inginkan pasti akan dikabulkan oleh Allah SWT asalkan kita mau berusaha dan berdo’a untuk mendapatkannya. 
Read more ...